PENGEMBANGAN POLA KEMITRAAN INFORMAL UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI USAHATANI DAN PEMBERDAYAAN PETANI UBIJALAR. STUDI ANALISA FINANSIAL DAN KEMITRAAN INFORMAL DI DESA BENDUNGANJATI KEC. PACET MOJOKERTO
Abstract
Ubijalar (Ipomoea batas (L) Lamb.) merupakan salah satu komoditas yang telah lama dikenal di Indonesia, termasuk tanaman palawijaya penting setelah jagung dan ubikayu. Tetapi komoditas ini masih dianggap inferior, sehingga dalam pengusahaanya masih belum optimal, pada hal komoditas ini mempunyai peluang besar sebagai sumber pendapatan utama bagi petani karena kemanfaatan produknya. Ubijalar sebagai penghasil karbohidrat yang tinggi sangat berpontensi sebagai sumber bahan pangan alternatif, disamping itu juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri dan bahan pakan ternak sehingga berpeluang sebagai sumber devisa negara yang potensial. Kendala utama dalam pengembangan usaha tani ubijalar adalah upaya peningkatan kesejahteraan petani sebagai produsen dan kontinyuitas produksi ubijalar bagi pelakupasar (pedagang) dalam beragribisnis. Sejak tajun 1990 di pPacet Mojokerto telah dilakukan sistem kemitraan secara informal yang dimotori oleh pedagang besar dalam menjembatani penyelesaian permasalahan usaha tani ubijalar. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa tingkat kelayakan usahatani ubijalar dan perkembangan sistim kemitraan sebagai alternatif agribisnis. .Penelitian ini dilakukan di desa Bendunganjati Kecamatan Pacet Mojokerto sebagai daerah sentra penghasil ubijalar. Populasi dalam penelitian adalah seluruh petani yang menanam ubijalar, penentuan responden menggunakan teknik sampling yang pengambilannya dilakukan secara acak distratifikasi (stratified random sampling). Pengumpulan data melalui metode survy terstruktur. Analisa data menggunakan analisa ekonomi berupa analisa Break Even Point (BEP) dan R/C Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan sisitim kemitraan informal, petani mendapatkan keuntungan dalam sistim produksi ubijalar lebih efisien karena adanya bantuan bibit gratis dan modal jika perlu, mendapat tambahan informasi tentang perkembangan varietas baru ubijalar, adanya kepastian pasar meskipun dalam penentuan harga masih lebih banyak ditentukan oleh pedagang. Sedangkan bagi pedagang, keuntungan yang diperoleh adalah kepastian mendapatkan akses barang tetap terjmain. Untuk mendapatkan akses tesebut maka sikap yang harus dikembangkan adalah kejujuran dan tanggung jawag menjadi faktor utama kepercayaan dari petani dan kemampuan finansial. Hasil analisa usahatani ubijalar di lokasi penelitian menunjukkan, total penerimaan petani sebesar RP 27.360.250,00 per hektar, dengan kurbanan total biaya produksi sebesar Rp. 5.350.286,55, sehingga keuntungan yang diterima petani sebesar Rp. 22.009.963,45 per hektar, nilai R/C Ratio diperoleh sebesar 5,1 yang artinya bahwa setiap pengeluaran biaya sebanyak Rp 1,00 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 5,10, sedangkan analisa BEP produksi diperoleh nilai sebesar 4.483,49 dan BEP harga sebesar Rp 230,075 per kilogramnya.